MAGETAN | KABARPLUS – Harga cabai berbagai jenis di Pasar Takeran, Kabupaten Magetan, merangkak naik. Kenaikan sudah terjadi sejak satu bulan terakhir. Bahkan, di daerah lumbung sayuran tersebut, bumbu perasa pedas itu mencapai Rp100 ribu per kilogramnya.
Yatmi, 48, pedagang setempat, Rabu (8/6/2022) mengatakan, kenaikan terjadi tiap pekan. Sayangnya, ia tak pernah tahu penyebabnya. “Semua jenis cabai harga naik sejak satu bulan ini. Kami ini tidak tahu penyebabnya, pookonya setiap minggu naik terus,” kata Yatmi kepada kabarplus.com.
Kenaikan harga cabai tiap jenisnya bervariasi. Setiap kilogram harganya tidak sama. Yatmi mengaku, cabai rawit merah yang kemarin dibanderol Rp90 ribu per kilogram, sekarang mencapai Rp100 ribu perkilogram. Sedangkan cabai rawit hijau sekarang Rp40 ribu perkilogram dari sebelumnya Rp30 ribu.
Kenaikan harga juga terjadi pada jenis cabai lainnya. Cabai besar merah setiap kilogramnya naik dari Rp55 ribu menjadi Rp70 ribu. Harga cabai keriting merah setiap kilogramnya naik dari Rp60 ribu menjadi Rp75 ribu. Cabai keriting hijau juga naik dari Rp25 ribu menjadi Rp30 ribu.
Kendati terjadi kenaikan harga, pasokan cabai di Pasar Takeran cukup stabil. “Kalau pasokan cabai tidak kekurangan. Selain dari pedagang besar juga banyak petani yang menjual langsung cabai rawit ke pasar ini,” kata Suparti, 64, pedagang lainnya.
Menurut Suparti, kenaikan harga dipicu oleh cuaca yang tidak menentu. “Kawasan ini masih sering turun hujan sehingga banyak tanaman cabai yang buahnya rusak. Sehingga pasokan ke pedagang besar berkurang dan permintaan masyarakat juga naik karena penyebaran covid-19 sudah turun. Informasi dari pedagang besar begitu,” imbuh nenek tersebut.
Kenaikan harga cabai menjadi keluhan masyarakat. Salah satunya Jatini, 65. Menurutnya, saat ini kondisi ekonomi semakin memburuk.
“Sekarang zaman susah, kondisinya lebih buruk dibanding krisis 1998. Ada pandemi sampai krisis ekonomi. Semua barang ganti harga, tidak naik lagi. Sebelumnya minyak goreng bikin pusing, sekarang harga cabai juga ikut naik. Banyak yang bingung mengatur belanja untuk kebutuhan rumah,” jelasnya. (arv)