KABARPLUS | PONOROGO – Grebeg Suro 1 Muharam 1443 Hijriyah dan Hari Jadi ke-525 Kabupaten Ponorogo digelar secara sangat minimalis. Tidak ada kegiatan seni budaya yang digelar. Aloon-Aloon sepi tanpa keramaian.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Senin (9/8/2021) mengatakan, akibat adanya pandemi dan pemberlakuan PPKM Level 4, Grebeg Suro tahun ini harus dilakukan tanpa gebyar seni, budaya, pameran produk hingga festival reyog tingkat nasional yang sebelum ada corona selalu digelar dengan sangat meriah.
“Kita ini sedang ada pageblug, pandemi, bencana bernama covid-19 sehingga hal-hal tersebut belum bisa dilaksanakan. Semoga tahun depan sudah bisa jos lah (terselenggara normal),” ujarnya usai istighosah dan doa bersama.
Sugiri mengajak seluruh warganya untuk menjadikan 1 Muharam 1443 atau 1 Suro 1955 Saka sebagai momentum untuk melakukan yang terbaik bagi Ponorogo. Meski Grebeg Suro dilakukan tanpa keramaian, namun hikmat dan hikmahnya harus bisa dipetik oleh semua pihak untuk bergotong-royong membangun Ponorogo.
“Kita tidak ingin kehilangan momen ini (pergantian tahun Islam dan Hari Jadi Ponorogo) sehingga kita tetap menandainya dengan menggelar kegiatan seperti ini (hybrid/online dan offline). Dari kegiatan ini saya mengajak seluruh pihak di Ponorogo untuk berkotemplasi, merenung, bagaimana memaknai Grebeg Suro agar kita bisa berbuat untuk Ponorogo yang jauh lebih baik dari saat ini,” ungkap Kang Giri, sapaan akrabnya.
Giri menyebut, istighosah merupakan upaya untuk ‘mengetuk pintu langit’ agar segera diberikan kebebasan dari musibah non-alam bernama pandemi covid-19. Dengan peserta yang terdiri dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, para pengasuh pesantren, para camat, para kades dan seluruh lapisan masyarakat, Bupati Sugiri yakin doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.
baca juga :
- Sidak Boyongan Pasar Legi (Baru), ‘Hasrat Mborong’ Lisdyarita Memuncak
- Tiga Rumah dan Satu Sekolah Rusak Tertimpa ‘Bom Terbang’
Karena tidak ada gelaran yang meriah, Giri pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Ponorogo. Ia yakin, masyarakat Ponorogo sangat rindu dengan gebyar di Aloon-Aloon, pameran seni dan budaya, festival reyog dan berbagai kegiatan yang biasa dilaksanakan pada Grebeg Suro Ponorogo dan dicintai oleh masyarakatnya.
Peringatan 1 Muharam 1443 H atau 1 Suro 1955 Saka dan Rangkaian Hari Jadi ke-525 Kabupaten Ponorogo tetap dilaksanakan. Di antaranya adalah ziarah makam pendiri Ponorogo, istighosah, bedhol dan kirab pusaka serta jamasan pusaka. Semuanya digelar secara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat. (KP001)