KABARPLUS | PONOROGO – Berbeda dengan daerah sekitar yang harga gabahnya anjlok, di Ponorogo panenan para petaninya mulai mendapat harga yang lumayan. Mulai pertengahan Juli, terjadi kenaikan harga gabah dari posisi Rp3.800 per kilogram yang berlangsung sejak awal tahun.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Andi Susetyo, Kamis (29/7/2021) mengatakan, jelang akhir Juli ini, harga gabah petani Ponorogo tercatat mencapai Rp4.000/kg untuk gabah kering panen (GKP) dan mencapai Rp4.500-Rp4.600/kg untuk gabah kering giling (GKG).
Harga GKP ini naik sekitar Rp200 dari posisi pertengahan Juli lalu yang tercatat hanya sekitar Rp3.800/kg, sedangkan GKG naik dari harga sebelumnya yang hanya mencapai Rp4.200/kg.

“Ini ada pergerakan yang cukup positif meskipun masih di bawah HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang didasarkan pada Permendag nomor 24/2020,” terang Andi di kantornya. Sesuai ketentuan ini, HPP GKP adalah Rp4.250/kg dan HPP GKG adalah Rp5.250/kg.
Andi menyatakan, kenaikan harga terjadi setelah sejumlah langkah dilakukan oleh Pemkab Ponorogo, DPRD Ponorogo, Bulog Ponorogo dan para pengusaha dari Lembaga Pembeli Gabah (LPG). Langkah tersebut di antaranya adalah pembahasan tentang harga gabah di Ponorogo yang rendah sebagai respon atas keluhan para petani.
Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan rapat intensif, termasuk dengan Komisi B DPRD Ponorogo. Salah satunya pada 15 Juli 2021 lalu. Rapat itu menghadirkan para pejabat di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dinas Sosial P3A, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM, Bulog Ponorogo dan sejumlah perwakilan pengusaha Lembaga Pembeli Gabah.
baca juga :
Akhirnya, Pedagang Pasar Legi Mulai Boyongan
PKL Ponorogo Segera Dilonggari dari PPKM Asal Semua Disiplin Prokes
“Pada rapat itu intinya teman-teman pengusaha, Lembaga Pembeli Gabah, diminta untuk secara ikhlas dan gotong-royong bisa menyerap gabah-gabah Ponorogo. Pak Bupati (Sugiri Sancoko), pada rapat itu juga menekankan agar LPG jangan sampai membeli gabah dari luar Ponorogo,” ulas Andi.
Permintaan Sugiri ini tidak lepas dari dugaan masuknya gabah-gabah dari luar Ponorogo seperti Ngawi dan Wonogiri ke Ponorogo melalui beberapa oknum pengusaha LPG. Andi tidak membantah memang ada sinyalemen dan foto-foto yang menunjukkan masuknya gabah dari luar Ponorogo. Hal inilah yang diduga kuat mengakibatkan harga gabah di Ponorogo anjlok.
“Memang tidak ada larangan untuk mengambil dari luar Ponorogo. Cuma keponorogoannya itu diharapkan muncul sehingga bisa membantu secara gotong-royong untuk mendorong naiknya harga gabah di Ponorogo ini,” ujar Andi.
Upaya ini rupanya telah memberikan hasil. Harga gabah terus meningkat pada dua pekan terakhir. Kenaikan ini juga bersamaan dengan musim panen yang terjadi pada satu bulan terakhir. (KP001)