PONOROGO, KABARPLUS – Laju kerusakan jalan di Ponorogo akibat adanya pandemi ternyata sangat drastis. Pengalihan dana pemeliharaan ke penanganan covid-19 menjadi kambing hitamnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Ponorogo Sumarno, Kamis (18/3/2021) mengatakan, dibanding 2019, jumlah jalan dalam kondisi baik di tahun 2020 mengalami terjun bebas. Yaitu dari 82% menjadi 64%. Catatan Pemkab Ponorogo menyebutkan, jalan kabupaten sepanjang 916 km dan jalan poros sepanjang 700 km. Jalan tersebut rusak karena tidak dipelihara akibat ketiadaan dana sebab dialihkan untuk menangani dampak covid-19.
“Jalan yang baik saat ini akilhinya ya hanya mencapai 64% atau sekitar 1.000 km saja,” kata Sumarno.
Untuk perbaikan, pada 2021 ini akan lebih banyak dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Permukiman (DPUPKP). Caranya, secara swakelola. Artinya, kata Sumarno, untuk kondisi yang sangat darurat akan ditangani langsung oleh DPUPKP.
“Sehingga penanganannya akan lebih cepat dibanding kalau ada lelang dan sebagainya,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pada 2021 ini terjadi pengurangan anggaran pembangunan fisik yang luar biasa. Angkanya mencapai 40-an% dibanding anggaran yang telah ditentukan. Yaitu mencapai Rp41 miliar dari anggaran infrastruktur yang mencapai Rp102 miliar.
“Pengurangannya ada di semua sisi. Pemeliharaan jalan, pembangunan jalan, hotmix, talud, rigid dan sebagainya,” jelas Sumarno.
Perbaikan dan pembangunan jalan poros desa akan menjadi proyek yang paling banyak ‘telantar’ akibat situasi ini. Akan banyak titik yang mungkin tidak perlu diperbaiki. Tentunya dengan melihat kondisi bangunan alias jalan yang ada.
Sedangkan dana dari DAK untuk infrastruktur hanya dialokasikan Rp7,5 miliar. Dana ini hanya akan cukup untuk memperbaiki satu titik jalan. Yaitu ruas Temon-Suru, Kecamatan Sawoo. (KP001)