Alfi Azka anak pengidap penyakit langka Epidermolisis Bulosa. Alfi merupakan putra kedua dari pasangan Sri Susanti (36) dan Jayus (43) yang masing-masing bekerja sebagai ibu rumah tangga dan buruh tani.
Spread the love

MADIUN | KABARPLUS – Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Dinas Sosial memastikan penyaluran bantuan kepada Alfi Azka, 3, Dusun/Desa Tulung Saradan, Kabupaten Madiun, balita yang mengidap penyakit langka Epidermolisis Bulosa, diterima dengan baik oleh pihak keluarga.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Agung Budiarto mengatakan, pihak keluarga penderita sudah menerima bantuan berupa Indonesia Sehat (KIS), Bantuan Langsung Tunai (BLT), PKH dan Alfi kini juga sudah masuk dalam BPJS Kesehatan.

“Sampai saat ini, keluarga penderita sudah mendapatkan bantuan, mulai dari jaminan kesehatan BPJS, PKH. Untuk sakitnya, otomatis bisa digunakan untuk berobat mulai dari Faskes 1 sampai faskes 3. Untuk faskes tingkat pertama bisa di bawa ke Puskesmas untuk faskes tingkat kedua bisa dibawa ke RS type C. Dan jika memang tidak mampu bisa ditingkatkan ke faskes tingkat tiga,” ujar Agung, Jumat (31/5/2024).

Dijelaskannya, untuk sakit yang diderita oleh Alfi masuk ranah Dinas Kesehatan. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Madiun sudah memberikan jaminan kesehatan berupa BPJS. Tidak hanya itu , untuk jaminan pembiayaan sekolah, ibu hamil, lansia dan disabilitas sudah diberikan bantuan berupa Program Keluarga Harapan (PKH).

“Bantuan yang sudah diberikan tersebut segera dipergunakan untuk berobat ke RS. Apabila di RS meminta dirujuk ke RS yang lebih lengkap namun terkendala soal kemampuan finansial ataupun sosial, maka pihak Dinas Sosial bisa memfasilitasinya,”pungkasnya.

Seperti ramai dibicarakan, Alfi Azka adalah pengidap penyakit langka Epidermolisis Bulosa. Alfi merupakan putra kedua dari pasangan Sri Susanti, 36, dan Jayus, 43, yang masing-masing bekerja sebagai ibu rumah tangga dan buruh tani.

Sang ibu, Sri Susanti menuturkan, kondisi ini telah terjadi sejak selesai proses melahirkan pada Oktober 2020. Kala itu, kata Sri, muncul kelenjar gajih putih di seluruh tubuh putra keduanya itu.

“Terpaksa anak saya harus dimasukkan inkubator 2 minggu. Kemudian mengeluarkan bau anyir,”ujarnya. (arb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *