SUKOHARJO | KABARPLUS – Meski tercatat sebagai siswa di sekolah islam terpadu, tapi ternyata mereka tak melupakan keberadaan keris. Bahkan mereka mau mempelajari senjata asli tanah Jawa tersebut dengan penuh antusias.
Inilah yang terjadi saat OSIS SMA Islam Terpadu Nur Hidayah Sukoharjo, Jawa Tengah, melalui Kementerian Seni dan Budayanya menggelar Arture Project, sebuah gelaran acara pelestarian seni budaya, Sabtu (24/2/2024) pagi. Bersama pegiat keris Surakarta, Rosnendya Yudha Wiguna, puluhan pelajar tersebut diajak memahami makna dan arti dari keris yang sarat nasihat kehidupan.
“Bahwasanya orang-orang Nusantara pada pra dan pasca Islam kerap kali menitipkan pesan melalui simbol-simbol rahasia, tak terkecuali pada ukiran yang terdapat di keris. Selain untuk perantara pesan, keris juga bisa dijadikan sebagai metode diktatik (ilmu mendidik) dalam sebuah pembelajaran yang di dalamnya terselip nasihat-nasihat kehidupan,” ulas alumnus FH UNS ini diikuti reaksi manggut-manggut peserta kegiatan.
Para siswa makin tenggelam dalam ‘dunia mistis’ keris saat pria jelang paruh baya ini menunjukkan sebuah keris yang bisa berdiri tanpa bantuan penyangga apapun. “Bukan berarti ada jin yang ada dalam keris. Ini semata-mata karena ballance (keseimbangan) yang apik,” terangnya. Tak ayal, hal ini membuat penasaran dan keris-keris yang diajak pun berjeliling ke tangan-tangan para pelajar.
Edukasi keris ditutup dengan sesi tanya jawab diikuti pemberian doorprize bagi siapa saja yang mengajukan pertanyaan. Foto bersama juga dilancarkan menandakan acara telah berakhir dengan hangat dan menyenangkan. Masing-masing peserta mendapat pengetahuan baru tentang budaya keris dan diharapkan dapat mengimplementasikannya di kemudian hari. (dio/adv/kp)