SURABAYA | KABARPLUS – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Pawarawansa meminta nama Rumah Sakit Mata Masyarakat (RSMM) Jawa Timur diganti dengan nama tokoh yang memiiliki jasa, pelopor atau penggerak kesehatan mata di Jawa Timur.
“Saya berharap nama RSMM ini bisa diubah. Mungkin bisa menggunakan nama tokoh yang menjadi inisiator atau penggerak kesahatan mata di Jawa Timur. Karena hal itu bagian dari penguat pembangunan image (citra) supaya rumah sakit ini lebih dikenal masyarakat,” imbau Khofifah usai meresmikan Gedung Rawat Jalan dan Kamar Operasi Modular Operating Theatre (MOT) Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur (RSMM Jatim), Selasa (16/1/2024).
Pergantian nama ini menjadi hal penting karena saat ini RSMM Jatim sudah memiliki kualifikasi yang sudah sesuai dengan rumah sakit mata tipe B. “Banyak sekali pasien-pasien dari significant person yang bisa mendapatkan layanan dengan sangat baik di rumah sakit ini. Gedungnya sudah baru, kualitasnya terus dibenahi dengan peluncuran aplikasi Si Galon, dan Aplikasi DESIS,” tuturnya.
Aplikasi Si Galon (Deteksi Gejala Low Vision Sedini Mungkin), merupakan aplikasi yang berguna untuk mendukung program skrining mandiri bagi masyarakat terduga low vision. Sedangkan Aplikasi DESIS (Digital Eye Strain Information System), merupakan aplikasi untuk mendukung program skrining mandiri bagi masyarakat terduga gangguan ketegangan mata digital.
Oleh karenanya, menurut Khofifah, dengan adanya gedung baru dan layanan aplikasi skrining ini, diharapkan, semuanya tetap harus terkonfirmasi kepada masyarakat. “Saya rasa itu akan membawa penguatan image building (pembangunan citra) bagi rumah sakit mata ini, karena menjaga layanan berkualitas, dan kepercayaan masayarakat itu sangat penting,” tukas Khofifah.
Saat ini Gedung rawat jalan terdiri dari lima lantai, yang di dalamnya terdapat 32 ruangan, dan kamar operasi Modular Operating Theatre (MOT) ruang operasi, memiliki fungsi agar operasi atau penanganan pasien rumah sakit berjalan lancar.
Khofifah mengatakan, layanan di RSMM Jatim ini dulu antreannya cukup panjang, namun sekarang sudah mulai terfasilitasi masing-masing pasien dengan jenis layanan yang sesuai dengan spesifikasi yang ada. (kominfojatim/dio)