KABARPLUS | PONOROGO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mengimbau warganya untuk memperhatikan kondisi bangunan rumahnya akibat cuaca berangin yang terjadi akhir-akhir ini.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ponorogo Setyo Budiono, Jumat (24/9/2021) mengatakan, cuaca yang sering berubah dengan disertai angin kencang harus membuat semua warga waspada. Cuaca yang juga cepat berubah dari panas ke dingin dan sebaliknya juga harus menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat. Ini agar kejadian atap rumah ambrol yang memakan tiga korban luka seperti di Sukorejo tidak terulang.
“Alangkah baiknya bisa selalu mengamati atau mengontrol terkait dengan kondisi bangunan rumah yang mungkin ada yang sudah lapuk atau sudah lama. Harapannya, jangan sampai hal-hal yang terjadi atau yang hal-hal yang tidak kita ingin bersama menimpa pada diri kita,” tukasnya.
Setelah kejadian di atap runtuh yang menimpa rumah Jimin, warga Desa Prajegan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, pada Kamis malam (23/9/2021) pihaknya sudah mengirimkan TRC atau Tim reaksi Cepat untuk melakukan kaji cepat terkait dengan kejadian tersebut.
“Setelah itu yang kita segera memberikan bantuan sembako kemudian makanan siap saji, makanan gizi, terpal, selimut, family kit dan juga peralatan kebersihan,” katanya.
Pada Jumat (24/9/2021) pagi, sejumlah personel dari Polsek Sukorejo, BPBD dan isntansi terkait bersa,a warga sekitar melaksanakan kerja bati membersihkan puing atap rumah Jimin. Terjun langsung pada kerja bakti tersebut Camat Sukorejo Etik Mudarifah, Kapolsek Sukorejo Iptu Sukron Mukarom, Danramil Sukorejo Kapten (Inf) Sunarji dan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono.
Kapolsek Sukorejo Iptu. Sukron Mukarom saat dikonfirmasi mengatakan dengan adanya kejadian tersebut kami dari Polsek Sukorejo bersama inkait bahu membahu membersihkan puing puing atap.
“Dari Polsek, Koramil, Kecamatan, BPBD dan warga datang membantu ikut membersihkan puing-puing runtuhan,” ujarnya.
Pada musibah atap runtuh tersebut ada tiga yang menjadi korban. Mereka adalah Tukiyem, 70, istri Jimin; Tumini, 55, anak Jimin; dan Harmin, 27, cucu Jimin. Ketiganya sedang menonton siaran TV saat ratusan genting menimpa mereka.
Dari pemeriksaan para saksi, termasuk keterangan Jimin atau pemilik rumah, tidak ada tanda-tanda sebelum kejadian nahas tersebut berlangsung. Diketahui, rumah tersebut dibangun pada tahun 1991 dan tidak pernah direhab.
“Diperkirakan kuda-kuda rumah dengan bahan kayu mengalami rapuh,” kata Kapolsek. Akibatnya, kayu tidak kuat menerima beban dan akhirnya ambrol,” terangnya.
Dari kejadian ini diperkirakan pemilik rumah mengalami kerugian materiil sekitar Rp25 juta. (KP001)