Spread the love

KABARPLUS | PONOROGO – Rumah sakit lapangan untuk perawatan pasien covid-19 di Ponorogo sudah mencapai tahap akhir pembangunan. Agustus ini, RS Lapangan tersebut akan bisa mulai beroperasi.

“Penyelesaiannya sudah mencapai 60%. Fisik sudah selesai, tinggal pembelian peralatan yang diperlukan,” ungkap Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Rabu (18/8/2021).

Dikatakannya pembuatan sekat dan kamar sudah selesai. Terdapat sekitar 74 tempat tidur yang nantinya bisa dipakai untuk merawat pasien bergejala sedang. Dengan begitu, perawatan kepada warga positif covid-19 di Ponorogo bisa lebih baik lagi.

“Ya bulan ini lah bisa dipakai,” ujarnya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko

Sejak pertengahan Juli lalu, Pemkab Ponorogo telah melakukan pembangunan RS Lapangan Khusus Covid-19. Fasilitas ini dibangun dengan melibatkan dua instansi sekaligus. Yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai lembaga yang bertugas menangangi bencana, termasuk bencana non-alam seperti pandemi covid-19 dan Dinas Kesehatan Ponorogo sebagai lembaga yang bertugas melakukan penanganan penyakit.

Belum jelas besaran anggaran yang dipakai untuk membuat RS Lapangan Covid-19 yang merupakan renovasi salah satu gedung dari bangunan Sentra UKM Ponorogo yang berada di Jalan Trunojoyo, Ponorogo. Yang jelas sumbernya dari Dana Tidak Terduga atau DTT di BPBD. DTT Ponorogo tahun 2021 mencapai Rp70 miliar smapai Rp80 miliar.

Sekda Kabupaten Ponorogo Agus Pramono menambahkan, pembangunan RS Lapangab Covid-19 adalah upaya untuk menangani pandemi secara lebih baik. “Yang pasti ini adalah upaya kami untuk penanganan covid-19 yang akhir-akhir ini terus bertambah,” ulasnya.

Agus meminta masyarakat Ponorogo untuk tetap menjalankan protokol kesehatan covid-19 secara ketat dan mematuhi ketentuan dalam PPKM Darurat. Ini untuk menekan angka penularan dan kematian. Apalagi diduga, saat ini varian virus corona yang memapar warga Ponorogo adalah varian delta.

“Varian baru ini (delta)  rupanya sudah masuk ke Ponorogo ini. Indikasinya, sangat cepat menular, sembuhnya lambat dan dalam waktu singkat bisa merenggut nyawa. Banyak korban meninggal,” kata Agus Pram. (KP001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *