Spread the love

KABARPLUS | MADIUN – Malang benar nasib Rusman Hadi, warga Desa Bedoho, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun ini. Setelah sembuh dari covid-19 dan selesai isoman, ia justru dipecat dari pekerjan tanpa pesangon. Kini, ia berkeliaran ke sana ke mari mencari pekerjaan demi mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.

Rusman Hadi, bekas pengemudi taksi  di Surabaya. Videonya sempat viral di media sosial. Karena kesulitan mencari kerja di tengah pandemi, pria 57 tahun ini nekat turun ke jalan melakukan aksi protes seorang diri. Ia berkeliling berjalan kaki ke sejumlah rumah sakit dan ke jalan protokol di Kota Madiun. Ia ingin mengetuk hati pemerintah atua pihak-pihak lain yang bersedia mempekerjakannya.

Rusman Hadi mengaku pernah melamar kerja di sejumlah rumah sakit di Madiun. Bahkan sempat membantu di kamar mayat dan menangani pasien covid. Namun beberapa jam kemudian ia harus berhenti dari pekerjaannya alias tidak diterima dengan alasan usianya sudah terlalu tua.

Namun Rusman Hadi mengaku pantang menjadi pengemis, mendapatkan uang dari hasil belas kasihan orang lain. Ia berteguh untuk terus melakukan aksi hingga ia bisa bekerja secara halal dari cucuran keringatnya.

“Saya siap bekerja di manapun demi menyambung hidup dan membiayai empat anak saya yang masih sekolah. Jadi relawan covid-19 pun siap,” ungkapnya, Rabu (11/8/2021).

Rusman menyatakan ia telah bekerja selama 15 tahun sebagai pengemudi taksi yang catnya berwarna biru di wilayah Surabaya. Usai dikarantina di Desa Bedoho selama beberapa bulan, ia kembali ke Surabaya untuk bekerja. Namun sayang, ternyata sudah dipecat tanpa ada satu sen pun pesangon.

Nasib kurang beruntung juga menimpa istrinya. Hanya ibu rumah tangga. Ia yang biasanya menyediakan jasa catering atau membuat aneka makanan untuk dititipkan ke warung kini taka da penghasilan. Setelah terpapar covid-19 sampai hari ini, tak satupun orang yang memesan makanan padanya. Bahkan warung pun enggan dititipi jajanan buatannya.

Padahal, keluarga ini jelas masih butuh banyak biaya menyambung hidup. “Anak pertama masih kuliah, anak kedua SMA dan anak ketiga masih SMP,” terangnya.

Pemerintah Desa Bedoho mengakui, Rusman Hadi adalah salah satu warga desa setempat yang telah belasan tahun kerja sebagai sopir taksi. Ia juga sempat dikarantina di Desa Bedoho bersama istrinya karena terpapar covid-19.

Kepala Desa Bedoho, Priyanto  menyatakan, Rusman memang membutuhkan pekerjaan. Apapun. Tanpa pandang bulu. Bahkan saat pemerintah desa ada kegiatan padat karya, Rusman pun bersedia dan gigih bekerja.

“Saya hanya berharap ada pihak yang bisa membantu warga saya ini dengan memberikan pekerjaan,” kata Priyanto. (KP007/KP001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *