MADIUN, KABARPLUS – Hujan deras yang mengguyur wilayah Caruban-Madiun hampir selama lebih dari tiga jam yang turun sejak Rabu (14/4/2021) malam, membuat sejumlah sungai meluap hingga merendam ratusan rumah milik warga.
Di Desa Jethak Kecamatan Pilangkenceng, ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman dengan membawa harta benda dan hewan ternaknya guna menyelamatkan diri dari luapan air sungai Jeroan yang membentang tepat di tengah perkampungan.
Tampaknya warga masih trauma dengan banjir bandang akibat meluapnya Sungai Jeroan pada 2019 lalu, dimana ketinggian air sungai mencapai 4 meter hingga mengakibatkan kerusakan pada sebagian rumah warga. Tidak hanya itu , hewan ternak seperti kambing dan sapi pun turut terseret arus sungai. Tidak ingin mengulangi kejadian tahun lalu, warga kini langsung mengungsikan hewan ternak miliknya jika hujan deras tidak reda selama lebih dari dua jam.
Warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman seperti di pinggiran jalan raya Caruban-Ngawi. Guna mengamankan lokasi ungsian warga, sejumlah petugas kepolisian setempat dibantu petugas dari TNI, BPBD Kabupaten Madiun dan relawan bencana alam diterjunkan demi membantu warga masyarakat. Sejumlah perahu karet telah dipersiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Untuk makan, warga dapat bantuan dari kantor desa setempat dan dibantu langsung dari BPBD serta relawan bencana,”ujar Padi, salah satu warga terdampak banjir yang rumahnya turut terendam air setinggi 4 meter.
Tidak hanya itu, pantauan di lapangan, banjir juga merendam wilayah Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun di mana ketinggian air mencapai 1 meter mengakibatkan jalur Surabaya-Madiun lumpuh total sejak pukul 1 malam dan air surut pada Kamis (15/4/2021) pagi.
Hujan deras juga mengakibatkan dam sungai di Desa Kedung Banteng, Kecamatan Pilangkenceng jebol. Akibatnya, tanah milik warga setempat amblas. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. (KP006)