Spread the love

SURABAYA , KABARPLUS – Polda Jatim terus berupaya menekan dan membasmi covid-19. Terbaru, otoritas keamanan ini melakukan pencanangan Gerakan Santri Bermasker guna memutus mata rantai covid-19 di Jawa Timur.

Gerakan yang dicanangkan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, ini mendapat dukungan penuh dari para kiai dan, ulama, anggota Forkopimda Jatim. Dukungan ini ditandai dengan kehadiran mereka, yaitu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Suharyanto; dan Pangkoarmada II, Laksda TNI I.N.G. Sudihartawan. Kegiatan berlangsung di gedung Rupatama Polda Jatim, pada Kamis (24/2/2021).

Sedangkan kiai dan ulama yang hadir antara lain adalah KH Agoes Ali Mashuri, perwakilan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWMU) Jatim, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, serta Kementerian Agama (Kemenag) Jatim. Kegiatan ini juga di ikuti oleh kiaimaupun ulama dari seluruh Pondok Pesantren (Ponpes) di Jawa Timur, dan Polres jajaran di seluruh Jawa Timur secara virtual.

Mau Adopsi Bayi Nuur? Ini Syarat-Syaratnya…

Kapolda Jatim mengatakan, pencanangan Gerakan Santri Bermasker ini merupakan bagian penting dalam penanganan dan pencegahan wabah covid-19 di Jatim. Kapolda yakin dengan jumlah pesatren dan santri di Jawa Timur yang jumlahnya ribuan itu bisa memutus mata rantai covid-19.

“Kami mempunyai pemikiran bahwa santri akan menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi covid-19,” ucapnya.

Dalam acara ini Kapolda membagikan masker sebanyak 1.287.000 secara simbolis yang diterima oleh perwakilan santri yang mengikuti kegiatan.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk bermunajat dan berdoa bersama-sama memohon pertolongan kepada tuhan yang maha kuasa, semoga kita semua dapat terbebas dari covid-19 demi terwujudnya Jawa Timur bangkit dan Indonesia maju,” pungkasnya Irjen Pol Nico.

Empat Ibu Ditahan Karena Lempari Pabrik Rokok di Lombok, Polisi Sebut Mediasi Selalu Gagal

Khofifah dalam kesempatan ini mengatakan bahwa ingin memanggil kembali memori warga bangsa, terutama Jawa Timur. Yang lebih spesifik adalah penguatan bermasker tetap bisa menjadi bagian dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan.

“Hari ini yang dilakukan adalah kembali pada gerakan bermasker untuk para santri, karena memang di Jawa Timur ini pesantren-pesantren dengan jumlah santri ribuan itu cukup besar dan cukup banyak. Dan kegiatan di pesantren banyak hal yang terus terkawal protokol kesehatannya, terutama bagimana bermasker dengan benar dan menjaga jarak serta mencuci tangan, 3M bahkan sekarang 5M, ini menjadi bagian yang kita konsolidasikan berseiring dengan proses vaksinasi,” paparnya Khofifah. (KP001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *