Spread the love
Suasana Panti Jompo Dhuafa Lansia Ponorogo di Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. (foto : istimewa)

KABARPLUS – Kabar para manusia lanjut usia atau lansia alias jompo yang tidur di atas cor semen di Panti Jompo Dhuafa Lansia, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur, memang menyita perhatian. Berikut penjelasan dari Kepala Dinas Sosial setempat terkait hal yang viral ini.

Kepala Dinas Sosial-Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Kabupaten Ponorogo Supriyadi mengatakan, ternyata ada alasan tersendiri dari pengelola panti jompo swasta tersebut saat memilih cor semen dengan lapisan kasur busa dan perlak sebagai tempat tidur para lansia.

Supriyadi, Jumat (22/11/2019) mengatakan pertengahan 2019 lalu ia sudah mengetahui penggunaan tempat tidur cor semen berlapis kasur busa tersebut. Temuan itu didapatinya saat melakukan kunjungan ke beberapa panti asuh dan panti jompo, termasuk panti jompo yang dikelola warga bernama Rama ‘Pilips’ tersebut. Ia juga sudah menanyakan alasan pengelola memakai cor semen sebagai tempat tidur.

“Saat itu Mas Rama menyatakan penggunan dipan dari cor itu agar ia dan pengurus panti lainnya lebih mudah ketika harus melakukan pembersihan. Tempat tidur cor semen khusus untuk lansia yang sudah tidak bisa beraktifitas normal sehingga kadang, maaf, harus buang air di situ (dipan),” tuturnya.

“Apalagi di panti tersebut jumlah pengurusnya terbatas maka cukup masuk akal dan manusiawi kalau pengelola punya pemikiran seperti itu,” terang Supriyadi.

Meski dipannya dari cor semen, tapi pengelola masih melapisinya dengan kasur busa dan perlak. “Jadi ya tidak langsung tidur di atas cor begitu lah. Dengan adanya kasur dan perlak ya kan masih layak. Lansia-lansia itu tidak begitu saja tidur di atas cor semen tanpa alas,” ujarnya.

Dikatakannya, panti jompo tersebut adalah satu dari 42 lembaga sosial yang saat ini menjadi binaan Dinsos-P3A Kabupaten Ponorogo. Setiap tahun ada dana lembaga-lembaga panti jompo atau panti asuhan tersebut menerima bantuan dana yang besarnya bervariasi menurut jumlah warga asuhannya. Ada yang sebesar Rp70 juta dan ada pula yang sampai Rp 150 juta setiap tahunnya.

Dikatakan Supriyadi, Pemkab bukan sekadar tahu kondisi saat ini, tetapi juga mengawasi dan membantu operasional panti. Panti yang viral di media sosial ini juga sudah membuat MoU dengan RSUD Harjono, Dinkes dan Baznas dalam hal penanganan kesehatan klien atau para jompo yang ditampung.

Saat ini ada sekitar 80 lansia yang tinggal di panti jompo tersebut. Menurut Supriyadi, jumlah ini sudah menurun sebab sudah banyak yang meninggal. Seperti dilansir banyak media massa, saat ini Panti Dhuafa Lansia Ponorogo dihuni oleh para jompo yang ditelantarkan oleh keluarganya. Mereka tidak hanya berasal dari Ponorogo. Namun juga dari Trenggalek, Pacitan, Madiun dan beberapa daerah lain.

Ide dipan cor semen ini mungkin muncul dari ranjang yang disediakan di banyak lokalisasi ketika belum dibasmi oleh pemerintah seperti sekarang. Selain mudah dibersihkan dari ‘kotoran’ dipasn cor semen juga tidak mudah bergeser maupun berderit. Jelas, dipan macam ini adalah ‘ranjang tanpa goyang’. Benarkah dari situ idenya? Hanya Tuhan yang tahu. (kabarplus001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *