KABARPLUS – Truk tambang pemuat hasil tambang galian C di Ponorogo, Jawa Timur, memang bandel. Karenanya, tak salah kalau Dinas Perhubungan setempat ambil langkah tegas. Truk yang melintas dirazia. Yang kelebihan, langsung diminta menurunkan pasirnya sampai muatannya sesuai dengan ketentuan dan kemampuan truknya.
Operasi represif berupa penurunan muatan yang berlebih pada truk-truk pengangkut barang tambang galian C ini ulai dilakukan Oktober lalu. Setiap pekan, dinas in menggelar razia sebanyak dua kali. Tempatnya dan waktunya selalu berbeda agar tidak diakali oleh para sopir tersebut.
Kepala Dishub Ponorogo Djunaedi, pertengahan pekan ini mengatakan, razia muatan ini menjadi tindakan represif yang dipilih karena berbagai himbauan dan cara halus persuasif tidak ditanggapi positif. Pemberian surat tilang juga tidak mampu mengubah kebiasaan buruk para sopir truk yang mengisi kendaraannya secara berlebihan. Padahal jelas-jelas muatan yang berlebihan ini menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan di Ponorogo yang terus menjadi keluhan masyarakat.
“Selama dua bulan ini (Oktober dan November) kami melakukan operasi di tiga kecamatan yang memiliki areal tambang curah (galian C, pasir dan batuan kerikil), yaitu Kecamatan Sampung, Kecamatan Jenangan dan Kecamatan Pulung,” ungkap Djunaedi.
“Sopir truk yang ketahuan muatannya berlebih, kita minta menurunkan muatannya sampai bebannya dengan kapasitas kendaraan sesuai yang tertulis dalam buku petunjuk maupun di keterngan keur-nya,” ungkapnya.
Sudah puluhan truk yang akhirnya harus menurunkan pasirnya di tengah akibat razia ini. Hanya saja, sampai saat ini Dishub belum menghitung jumlah pasti muatan yang telah diturunkan. Tiap truk, muatan yang diturunkan bisa sampai setengah bak truk.
“Nah, dampaknya mulai terlihat. Makin hari makin sedikit truk yang terjaring razia. Artinya, muatannya sudah sesuai dengan kapasitas. Itulah yang kita kehendaki. Kita berharap hal ini berlanjut sampai waktu-waktu mendatang. Target kita, sopir truk, pemilik tambang dan semua yang terlibat dalam angkutan barang tambang ini memiliki kesadaran pentingnya mengangkut muatan sesuai ketentuan dan kapasitas kendaraannya,” tuturnya.
Mungkin saja para sopir truk itu kapok karena barang dagangannya harus diturunkan sebab otomatis keuntungannya akan berkurang. Namun, itu lebih baik kan buat masyarakat. (kabarplus001)