Wali Kota Madiun, Maidi saat mengecek gerai Gerakan Pangan Murah di Stadion wilis Kota Madiun yang laksanakan oleh Provinsi Jawa TimurWali Kota Madiun, Maidi saat mengecek gerai Gerakan Pangan Murah di Stadion wilis Kota Madiun yang laksanakan oleh Provinsi Jawa Timur
Spread the love

MADIUN | KABARPLUS – Wali Kota Madiun Maidi mengapresi langkah Pemeintah Provinsi Jawa Timur melakukan Gerakan Pangan Murah di Madiun yang bertujuan mendorong stabilisasi pasokan bahan pokok (bapok) serta menekan terjadinya inflasi.

“Kebutuhan bahan pokok menjelang lebaran ini diharapkan tidak terjadi adanya gejolak harga. Saya yakin, warga masyarakat akan tetap tenang apabila semua kebutuhannya terpenuhi,” kata Maidi, Senin(18/3/2024).

Menurutnya, apabila harga bahan pokok stabil, maka belanja harian dengan Hari Raya Idul Fitri ini nantinya tidak akan mengganggu keuangan warga.

“Kalau harga bapok stabil, otomatis keuangan warga tidak akan terjadi gejolak masalah harian, tidak terjadi gejolak kekurangan dana dan tidak terjadi gejolak untuk memperingati hari raya,” katanya.

Wali Kota Madiun, Maidi saat mengecek gerai Gerakan Pangan Murah di Stadion wilis Kota Madiun yang laksanakan oleh Provinsi Jawa Timur
Wali Kota Madiun, Maidi saat mengecek gerai Gerakan Pangan Murah di Stadion wilis Kota Madiun yang laksanakan oleh Provinsi Jawa Timur

Dijelaskannya, Kota Madiun juga sudah menyiapkan enam titik perdagangan yang selalu buka setiap harinya. “Setiap hari kita juga keliling di tiga kecamatan. Untuk harga yang jelas sama dan bahkan ada yang murah sedikit,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Maidi memghimbau agar warga masyarakat Kota Madiun untuk tidak resah dengan adanya kenaikan harga sembako menjelang lebaran tahun ini.

“Di Madiun tidak ada harga yang mahal. Di Madiun tidak ada yang namanya kesulitan mencari kebutuhan bahan pokok. Jaminannya saya,” ujarnya

“Pasar murah yang digelar oleh pemerintah daerah tidak akan mengganggu pedagang lainnya. Mengingat harga di pedagang sudah diberi jatah yang sama. Pedagang sudah mengambil keuntungan. Jika di pasar murah, beras dijual Rp51.000/5 kg, di pedagang jual Rp.52.000-53.000/5 kg dengan kulakan harga Rp49.000/5 kg. Ini artinya pedagang sudah untung,” jelasnya.

Jika ada pedagang yang melakukan penimbunan barang, maka pedagang itu sendiri yang akan mengalami kerugian, pasalnya barang di pasaran tidak akan terjadi keterlambatan atau pasokan. “Ketersediaan bapok akan terus ada dan selalu beredar terus,” tegasnya. (arb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *