Spread the love

SURABAYA | KABARPLUS – Mengawali 2023, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Jawa Timur menjalin kerja sama dengan dua universitas sekaligus. Untuk itu Brida melakukan penandatangan kerja sama penelitian dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).

Penandatanganan nota kesepakatan atau (Memorandum Of Agreement) berlangsung di gedung Brida Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Rabu (25/01/2023). Kepala Brida Provinsi Jawa Timur, Andriyanto mengatakan, MoU ini pertama kalinya dilakukan sejak lembaga ini berganti nama Brida Jatim dari sebelumnya Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).

Terdapat dua penelitian yang telah dikerjasamakan tersebu juga telah memiliki judul. Yang pertama berjudul Pengembangan Inovasi Teknologi Informasi Berbentuk Aplikasi Direktori Sebagai Upaya Peningkatan Branding Desa Wisata dengan Lokasi  Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulung Agung dan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan yang kedua kedua berjudul Perancangan Aplikasi Digital Deteksi Dini Stunting (Stunting Aps ) dengan Lokasi  di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi.

“Penelitian ini akan dilaksanakan selama enam  bulan sejak ditandatangani nota kesepakatan ini,” terang Kepala Brida Provinsi Jawa Timur, Andriyanto.

Hal pokok yang melatarbelakangi digagasnya kerjasama ini antara lain mewujudkan tujuh prioritas pembangunan Jatim pada tahun 2023 sesuai dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) rencana kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. Ketujuh prioritas pembangunan Jatim pada tahun 2023 ini adalah, pemulihan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan nilai tambah sektor sekunder dan pariwisata, penguatan konektivitas antar wilayah dalam upaya pemerataan hasil pembangunan serta peningkatan layanan infrastruktur.

Selain itu juga peningkatan layanan pendidikan, kesehatan, produktifitas dan daya saing ketenagakerjaan serta pengentasan kemiskinan, peningkatan kepedulian sosial dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal. Selanjutnya peningkatan kemandirian pangan dan pengelolaan sumberdaya energi, peningkatan ketahanan bencana dan kualitas lingkungan hidup, dan terakhir adalah peningkatan ketentraman dan ketertiban umum serta peningkatan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat Jawa Timur.

“Ketujuh prioritas pembangunan jatim pada 2023 tidak lepas dari nilai-nilai Nawa Bhakti Satya yang menjadi ruh pembangunan di Jatim,” katanya.

Andriyanto menerangkan, kebijakan pembangunan yang sebelumnya diawali dengan penelitian akan menghasilkan produk pembangunan yang lebih berkualitas. Ini karena sebelumnya telah mengetahui apakah kebijakan ini akan mendapat respon baik atau tidak di masyarakat. Untuk itu, hasil penelitian yang dihasilkan Brida Jatim harus berkualitas dan benar-benar memberikan rekomendasi yang positif terhadap arah pembanguan di Jawa Timur.

Untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas yang akan memberikan rekomendasi yang tepat dalam menunjang kebijakan pembangunan, Brida Jatim terus mengkerjasamakan penelitinya dengan peneliti asal perguruan tinggi di Jatim melakukan penelitian bersama.

“Harapannya, nota kesepakatan ini akan mendorong perkembangan sumber daya bidang pendidikan, kesehatan, produktivitas, peningkatan kemiskinan, pariwisata dan pekonomian  Jawa Timur,” pungkasnya. (kmfjatim/dey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *