MADIUN | KABARPLUS – Pemerintah Kabupaten Madiun memastikan angka stunting di Kabupaten Madiun pada tahun 2023 turun drastis dibanding tahun sebelumnya. Angkanya tercatat sebanyak 2.570 kasus. Ini berkat berbagai upaya yang terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Madiun guna menurunkan angka prevalensi stunting di wilayahnya.
Angka prevalensi stunting Kabupaten Madiun pada Agustus 2023 lalu yang tercatat di kisaran 13%. Kini, pada bulan Februari 2024 angka tersebut turun dan berada di posisi sekitar 7%.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Agung Tri Widodo menjelaskan, dirinya berharap pada bulan timbang Februari ini semua ibu yang memiliki balita maupun bayi hadir ke posyandu untuk menimbang bayi mereka masing-masing. Sehingga angka prevalensi stuntingnya bisa terpantau dan bisa disiapkan langkah-langkah untuk mengatasinya.
“Upaya penurunan angka pravelensi stunting terus dilakukan sebagai upaya preventif dan penanganan dengan melaksanakan kegiatan pemantauan dan pendampingan rutin setiap bulannya. Di antaranya pemberian makanan tambahan lokal, pendampingan bayi dengan berat badan lahir rendah dan balita dengan masalah gizi melalui kunjungan oleh kader,” ujar Agung, Selasa (6/2/2024).
Sementara itu, Penjabat Sekda Kabupaten Madiun Sodik Heru Purnomo mengatakan, penurunan ini terjadi karena Pemkab Madiun secara serius melakukan pemantauan dan edukasi untuk menekan angka stunting.
“Kita terus melakukan evaluasi dan melakukan monitoring khususnya pada anak dan ibu hamil. Kita juga terus memberikan edukasi pada ibu bayi untuk dilihat perkembangan kesehatannya.”ujar Sodiq.
Dirinya berharap, kegiatan posyandu ini bisa diikuti oleh semua ibu ibu hamil maupun ibu bayi. Pasalnya, saat ini tingkat kehadiran ibu hamil maupun ibu bayi di posyandu baru menembus angka 95 % saja.
“Kalau bisa ya mencapai angka 100%. Apabila orang tuanya sibuk, anak bisa diantarkan saudaranya ataupun tetangganya. Dengan demikian, pemerintah bisa mengetahui sekaligus memantau perkembangan kesehatan setiap anak nantinya,” terangnya.
Sodiq menegaskan, stunting bukanlah penyakit menular ataupun aib bagi keluarga. “Ini akan terus kita sosialisasikan di tengah tengah masyarakat agar masyarakat lebih memahaminya,” pungkas sodiq. (arb/dio)