MADIUN | KABARPLUS – Petugas Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun gercep menanggapi jatuhnya korban demam berdarah. Yaitu dengan melakukan fogging di perumahan Panorama Wilis dan Panorama Raya, Kelurahan Pandean, Senin (5/2/2024).
Pengasapan dilakukan setelah ada sejumlah warga di perumahan setempat terjangkit demam berdarah (DB). Dari keterangan warga setempat, sedikitnya ada tiga orang warga RT 54 terjangkit DB. Kemudian merembet ke RT 55, menyebabkan dua orang, yakni ibu dan anak terpapar DB.
“Memang di depan komplek RT 55 ini banyak tanaman rimbun, mungkin posisi nyamuk (aedes aegypti) di situ,” ujar Ketua RT 55, RW 18, Kelurahan Pandean, Setyo Handono.
Untuk mengurangi tempat yang jadi sarang nyamuk, warga lingkungan Kelurahan Pandean juga melakukan pemotongan pohon-pohon serta rumput pakan ternak yang ditanami warga di lahan kosong. Sebab bisa jadi lahan rumput liar ini jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Ia berharap, usai fogging ini setidaknya dapat menekan penyebaran kasus DB di wilayahnya. Di samping itu, selaku ketua RT, ia juga mengajak masyarakat sekitar untuk rutin membersihkan lingkungan masing-masing, dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Mudah-mudahan di lingkungan kami tidak ada lagi kasus DB,” tegas Setyo.
Sementara itu, Kepala Dinkes-PPKB, dr. Denik Wuryani menyebut, setelah ditemukan kasus DB, petugas Puskesmas setempat langsung melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE). Pun, petugas langsung bergerak melakukan pengasapan.
Denik juga menghimbau masyarakat untuk menggalakkan PSN 3M plus. Yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti, plus menggunakan lotion anti nyamuk.
“Apalagi musim penghujan ini ya, banyak perindukan nyamuk di sekitar rumah. Makanya lingkungannya harus benar-benar dibersihkan,” ungkapnya di sela-sela kegiatan fogging di Perumahan Panorama Wilis dan Raya, Kelurahan Pandean.
Denik mengakui, di awal tahun ini sudah ada lebih 10 kasus DB di Kota Madiun. Baik yang dirawat di rumah, maupun di rumah sakit. (arb/dio)